Kerasnya hidup di Jakarta | nasibmu dan nasibku berbeda
Kerasnya hidup dijakarta - tak selamanya kehidupan itu akan menemukan kebahagian. Kalian harus mengetahui situasi dan kondisi disekitar kita seperti apa? Apa mungkin kehidupannya dipandang layak atau dipandang sebelah mata. Jangan pernah melihat dari segi material tapi lihatlah ketulusannya untuk menjalani sesuatu.
Saya sengaja ambil foto diatas pada tanggal 18, Desember 2018. Tak sengaja saya lihat ada seorang pemulung berada di hadapan saya langsung sedang memunguti sampah atau bekas minuman aqua botol.
Saya sangat salut kepada pemulung tersebut, karena apa? Karena, beliau memilih jalannya sendiri dari pada harus berlarut dalam keterpurukan. Walaupun yang ia hasilkan bukanlah seberapa besar tapi jiwa dan mental beliau sungguh bersemangat untuk mencari pundi-pundi rupiah.
Jangan pernah menganggap seseorang sebelah mata, karena kehidupan itu berubah dengan cepat. Hari ini mungkin saja kalian menemukan kebahagian tapi belum tentu esok atau seterusnya kalian akan sama seperti itu.
Hidup terus berputar seiringnya waktu, mengeluh cukup dalam diri kita yang tahu. Karena, menjalani kehidupan kita sendiri bukan orang lain dan jangan dengarkan orang lain berkata apa. Karena semua orang tak akan tahu tentang awalnya kehidupan kita seperti apa.
Beberapa hal yang harus dipelajari dari semuanya adalah sekerasnya hidup bila menjalani dengan ikhlasnya hati semuanya akan berjalan dengan baik dan teratur. Akan tetapi jika kita ragu justru akan menjadi boomerang bagi kita sendiri.
Saya belajar dari si pemulung tadi, ya kita tak akan tahu besoka atau lusa dan seterusnya kita akan seperti apa? Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa kehidupan akan berputar terus sampai kematian menjemput kita.
Bersemngatlah kawan.. walau hati kalian bersedih ! Pandailah bersyukur kawan, tak semuanya hidup itu indah:)
Saya sengaja ambil foto diatas pada tanggal 18, Desember 2018. Tak sengaja saya lihat ada seorang pemulung berada di hadapan saya langsung sedang memunguti sampah atau bekas minuman aqua botol.
Saya sangat salut kepada pemulung tersebut, karena apa? Karena, beliau memilih jalannya sendiri dari pada harus berlarut dalam keterpurukan. Walaupun yang ia hasilkan bukanlah seberapa besar tapi jiwa dan mental beliau sungguh bersemangat untuk mencari pundi-pundi rupiah.
Jangan pernah menganggap seseorang sebelah mata, karena kehidupan itu berubah dengan cepat. Hari ini mungkin saja kalian menemukan kebahagian tapi belum tentu esok atau seterusnya kalian akan sama seperti itu.
Hidup terus berputar seiringnya waktu, mengeluh cukup dalam diri kita yang tahu. Karena, menjalani kehidupan kita sendiri bukan orang lain dan jangan dengarkan orang lain berkata apa. Karena semua orang tak akan tahu tentang awalnya kehidupan kita seperti apa.
Beberapa hal yang harus dipelajari dari semuanya adalah sekerasnya hidup bila menjalani dengan ikhlasnya hati semuanya akan berjalan dengan baik dan teratur. Akan tetapi jika kita ragu justru akan menjadi boomerang bagi kita sendiri.
Saya belajar dari si pemulung tadi, ya kita tak akan tahu besoka atau lusa dan seterusnya kita akan seperti apa? Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa kehidupan akan berputar terus sampai kematian menjemput kita.
Bersemngatlah kawan.. walau hati kalian bersedih ! Pandailah bersyukur kawan, tak semuanya hidup itu indah:)
0 Response to "Kerasnya hidup di Jakarta | nasibmu dan nasibku berbeda"
Posting Komentar